Notulen Dialog Interaktif Desember 2018

NOTULENSI BAHSUL MASAIL LBM NU RANTING JUWET TANGGAL 14 DESEMBER 2018 DISAMPAIKAN PADA SILATURROHIM , ULAMA’, UMARO’ DAN WARGA NAHDLIYIN AHAD 16 DESEMBER 2018 DI MUSHOLLA BAPAK K. NUR MALIK/K.MUHSIN JUWET

1.    PERTANYAAN

Sekarang ini lagi ngetren melakukan ibadah umroh banyak biro jasa dengan berbagai macam promo yang menawarkan jasa perjalanan untuk melakukan ibadah umroh,  pertanyaan:

(1)     Lebih afdol mana mendahulukan umroh mengakhirkan haji?

(2)     Lebih afdol mana sama-sama ibadahnya punya uang untuk biaya melakukan ibadah umroh dan untuk biaya pembangunan masjid atau madrasah diniyah atau untuk sarana belajar membaca al-Qur an ?

(3)     Menjalankan ibadah haji yang sekarang ini dengan masa tunggu yang terlalu lama banyak yang beranggapan sudah cukup hanya dengan menjalankan ibadah umroh saja, apakah umroh tersebut sudah cukup untuk menggugurkan kuwajiban ibadah haji ?

JAWABAN

(1)     Jika biayanya cukup untuk haji saja maka dia harus haji dulu, jika biayanya cukup untuk umroh dan haji maka harus daftar haji dan dipersilahkan berangkat umroh sekarang dan jika biayanya hanya cukup untuk umroh saja maka uangnya harus dipakai daftar haji.

(2)     Jika umroh masih menjadi kewajibanya maka uangnya harus dipakai untuk umroh, jika umroh bagi dia sudah tidak wajib (sudah umroh atau dia tidak ada nadzar umroh) maka lebih afdlol uangnya disumbangkan untuk pembangunan masjid atau madrasah dll. karena kebaikanya lebih meluas (umroh untuk diri sendiri, menyumbang masjid atau madrasah kebaikanya dirasakan orang banyak)

(3)     Melakukan ibadah umroh tidak bisa menggugurkan kwajiban ibadah haji, karena ibadah haji adalah tersendiri dan ibadah umroh juga ibadah tersendiri.

Ta’bir: Kitab Madzahibul Arba'ah, Kitab Qolyubi Wa'amiroh, Kitab Bughyatul Musytarsidyin Hal 74. Kitab Hasyiyah Ibnu Hajar Al Haytami 'Ala-L Iydloh Halaman 8.

2.    PERTANYAAN

Penjual gula pasir mematok harga tiap 1 Kg harganya Rp. 15.000. 2 Kg Rp. 30.000 dst. namun ketika ada pembeli gula pasir setengah Kg dia kasih harga Rp. 8.000 (seharusnya kalo harga 1 Kg Rp. 15.000 maka stengah Kg harganya Rp. 7.500) perdebatan penjual dan pembeli tidak dapat dihindari walau terpaksa, pembelipun membeli dengan harga Rp.8.000 sesuai harga yang ditentukan penjual, pertanyaan: Bagaimanakah kita mensikapi transaksi tersebut menurut kacamata agama sosial dan etika?

JAWABAN

Menurut agama jual beli seperti diatas adalah sah, karena jual beli adalah menyerahkan dan memberikan (menyerahkan uang oleh pembeli dan menyerahkan barang oleh penjual). Dalam bermasyarakat yang tidak terlepas dari sosial seharusnya pembeli mengerti bahwa menjual barang sedikit sedikit itu menambah biaya operasional dan tenaga, sudah lumrah dengan bertambahnya tenaga dan biaya operasional dia naikkan harga sedikit sebgai ganti tenaga dan biaya operasional tersebut. Etika orang jual beli seharusnya tidak ada perdebatan tentang harga yang sedikit naik karena bertambahnya tenaga dan biaya operasional. (seperti dalam deskripsi di atas) lak gelem tukunen lak ra gelem yo tinggalen

Ta'bir: Kitab Al-Fiqhul-Islam Wa Adillatihi

3.    PERTANYAAN

Tumakninah adalah termasuk salah satu rukun sholat, Pertanyaannya:

(1)  Bagaimana pengertian tumakninah?

(2)  Seberapa batasan waktu lama sebentarnya tumakninah ?

JAWABAN

(1)   Tumakninah adalah diam setelah bergerak (contoh tumakninah dalam sujud, ketika menuju sujud itu dikatakan gerak, ketika dalam posisi sujud harus ada diam/tidak boleh ada anggota badan yang masih gerak, diam dalam sujud itulah yang dinamakan tumakninah)

(2)   Tumakninah (diam dari gerak) yang harus dilakukan adalah selama kira-kira waktu cukup untuk bertasbih atau baca subhanallah

4.    PERTANYAAN

Sengaja atau tidak ketika orang melakukan sholat pada waktu sujud mengalami sujud yang mantul (mbendal) yang seolah sujudnya terulang, bagaimanakah hukum kenyataan yang seperti itu ?

JAWABAN

Sujud yang mbendal yang dikira sujudnya terulang itu tidak membatalkan sholat, karena kalau sujud mbendal pastilah sujud yang pertama belum sempurna, sedangkan dia telah menyempurnakan sujudnya dengan sujud setelah sujud yang dianggapnya terulang.

5.    PERTANYAAN

Ketika makmum mengira imam sudah bangun dari sujud sang makmum bangun dari sujudnya tetapi nyatanya imam belum bangun dari sujudnya lantas makmum kembali berposisi sujud. Bagaimana hukum makmum tersebut ?

JAWABAN

Makmum tersebut diperinci sbagai berkut:

1)      Sholatnya makmum tersebut tidak batal dan ketka dia bangunya dari sujud belum sempurna (masih ongkong-ongkong) maka makmum harus kembali sujud agar posisi sama dengan imam

2)      Kalau makmum bangunya dari sujud sudah sempurna maka dia boleh memilih menunggu imam atau kembali sujud.

Ta'bir: Kitab Fatawi Al-Fiqhiyah Al-Kubro Juz 1 Halaman 307

6.    PERTANYAAN

Banyaknya pemandangan posisi tasyahud awal membuat bingun makmum yang berada dibelakang, mohon penjelasan posisi duduk tasyahud awal plus ta'bir.

JAWABAN

Posisi duduk tasyahud awal adalah posisi duduk yang menjadikan mata kaki dan punggung tapak kaki kiri sebagai alas pantat dan memberdirikan kaki kanan dengan posisi jari-jari menghadap kiblat.

Ta'bir: Kitab Fathul Qorib Bab Sholat

7.    PERTANYAAN

Teman saya bekerja di pabrik setiap hari jum’at dia selalu minta untuk sholat jum’at. Padahal jam istirahat mereka jm 09.00 WIB pagi itu sudah ketentuan dari perusahaan karena kerja shift, terus klo dia tetapi sholat jum’at maka mesin akan mati dan pabrik akan rugi besar. Pertanyaannya:

(1) Bolehkah meninggalkan sholat jum’at tapi di ganti dengan sholat dhuhur?

(2) Terus apa hukum nya kalau melanggar ketentuan perusahaan demi sholat jum’at ?

JAWABAN

(1)   Meninggalkan sholat jum'at tapi diganti dengan sholat dzuhur adalah diperbolehkan kalau ada udzur yang tidak bisa dihindari (seperti masalah di atas. yang mana orang tersebut  terikat dengan peraturan pabik yang akan memberhentikan dia bekerja kalau orang tersebut melanggar peraturan)

(2)   Melanggar ketentuan perusahaan demi sholat jum'at tidak boleh di lakukan karena efek dia melanggar peraturan akan berimbas pada orang banyak.

Ta'bir : Kitab Busyrol-Karim Juz 1 halaman 121. Qoidah Fiqhiyyah “Dar'ul Mafasd Muqoddamun Ala Jalbil Masholih”

8.    PERTANYAAN

Musim hujan sebentar lagi datang, banyak bapak-bapak yang risau karena selalu disuruh ibuk-ibuk mengangkat kasur untuk dijemur sebab anak-anaknya sering ngompol di kasur. Pertanyaan: bagaimana cara mensucikan kasur yang terkena ompol bapak-bapak dan ibuk-ibuk ?

JAWABAN

Pendapat pertama: Ompol bapak-bapak dan ompol ibu-ibu adalah termasuk najis mutawassithoh yang ainiyah dan bisa berubah jadi hukmiyah, prosesnya yaitu ketika ompol masih basah ini dinamakan najis ainiya, ketika kering jadi hukmiyah. Cara mensucikanya yaitu mambasuh tempat yang kena najis (dalam hal ini kasur) dengan memakai air yang bisa mensucikan sampai najis tersebut hilang baik dalam hal bau najisnya, rasa najisnya, warna najisnya.

Pendapat kedua: dijemur dengan tujuan agar hilang semua sifat najisnya. Menghilangkan najis dengan cara penjemuran hanya bisa dilakukan pada bekas dari sebuah najis.

Catatan

kalau bapak-bapak dan ibu-ibu ngompolnya tiap hari namun tidak memungkinkan untuk mensucikan kasurnya maka sebagai alternatifnya bapak-bapak dan ibu-ibu disarankan memakai pempes agar ompolnya tidak mengenai kasur, dan untuk kasur yang sudah terkena ompol bapak-bapak dan ibu-ibu ini disarankan sprainya selalu ganti atau di atasnya kasur dikasih plastik atau perlak.

Ta'bir: Kitab Tuhfatul-Habib Ala Syarhil-Khotib Juz 1 halaman 192, Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab Juz 2 halaman 548, Kitab Al-Fiqhul Islami Wa Adillatihi Juz 1 halaman 240, Kitab Al-Iqna' Fi Fiqhi Imam Syafi'i halaman 32.

Hasil Dialog Interaktif  Bisa di Akses di Website : http://nurantingjuwet.blogspot.co.id

Pertanyaan seputar masalah: Agama, Ke NU an, Sosial, Pengantin, Kematian, Keta’miran, Kenegaraan bisa SMS/WA ke Nomor HP: 0853-3861-3710